WaraNews.id — Tiga pemuda asal Indonesia, Sitti Maesurah, Defa Nasution, dan Ganung Ardian, berhasil mewujudkan mimpi anak-anak Indonesia dengan membangun Sanggar Belajar (SB) Meru Kuala Lumpur, yang juga dikenal sebagai Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Community Learning Center/CLC), di Kuala Lumpur, Malaysia. Inisiatif ini menjadi jawaban bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tinggal di sekitar Meru, kawasan yang sebelumnya tidak memiliki fasilitas pendidikan yang memadai.
Maesurah, salah satu pendiri SB Meru Kuala Lumpur, menjelaskan bahwa kehadiran sekolah ini adalah langkah nyata untuk menghadirkan pendidikan kepada anak-anak Indonesia yang membutuhkan, terutama mereka yang tinggal di sekitar Meru, Kuala Lumpur.
“Ini adalah salah satu cara yang kami lakukan untuk menghadirkan pendidikan secara nyata kepada anak-anak Indonesia yang sangat memerlukan pendidikan, utamanya anak-anak Indonesia yang tinggal di sekitar Meru, Kuala Lumpur,” ujarnya.
Defa Nasution menambahkan, fokus utama mereka saat ini adalah menciptakan pendidikan yang berkualitas, dengan menanamkan rasa nasionalisme, semangat belajar yang tinggi, dan menggali potensi inovasi anak-anak.
“Pendidikan bukan hanya tentang transfer ilmu, tetapi juga tentang membentuk karakter dan jiwa yang kuat. Saya percaya, dengan menanamkan semangat nasionalisme dan pendidikan karakter, kita bisa membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan hidup,” ungkapnya.
Defa juga berkomitmen untuk memberikan keterampilan dasar yang kuat, serta memperkuat pendidikan karakter dan keagamaan sebagai fondasi penting dalam pembentukan generasi penerus bangsa.
Ganung Ardian, rekan pendiri lainnya, menyampaikan bahwa saat ini SB Meru Kuala Lumpur telah menampung sekitar 37 siswa, dengan sebagian besar merupakan anak-anak PMI berusia antara 4 tahun hingga kelas 6 SD. Meskipun jumlah siswa terus bertambah, sekolah ini masih menghadapi keterbatasan dalam hal tenaga pengajar. Namun, mereka tetap berkomitmen untuk membuka kesempatan pendidikan bagi semua anak tanpa memandang usia.
“Kami percaya setiap anak berhak mendapatkan pendidikan, tanpa ada batasan usia. Meskipun menghadapi tantangan, kami tetap berkomitmen memberikan akses pendidikan terbaik bagi mereka,” ujar Ganung.
Sekolah ini resmi dibuka pada 14 Maret 2025, dengan dihadiri oleh jajaran Kedutaan Besar Republik Indonesia (Kedubes RI) dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) RI Malaysia. Kepala Sekolah Indonesia di Kuala Lumpur, Friny Napasti, M.Pd., juga turut hadir dalam peresmian tersebut. Dalam pesannya, Friny menyampaikan apresiasi yang mendalam atas keberhasilan tiga pemuda ini membuka Sanggar Belajar Meru Kuala Lumpur.
“Kami sangat mengapresiasi tiga pemuda Indonesia yang mampu membuka sanggar belajar di sini. Kami berharap ke depan ini dapat menumbuhkan motivasi dan semangat belajar bagi anak-anak Indonesia di Kuala Lumpur,” kata Friny Napasti, M.Pd.
Sebagai bentuk dukungan, Kedubes RI dan Atdikbud RI Malaysia juga memberikan bantuan berupa alat tulis, meja belajar, tas, dan beberapa peralatan sekolah lainnya untuk mendukung operasional Sanggar Belajar Meru Kuala Lumpur.
Dengan semangat dan komitmen kuat dari para pendiri, Sanggar Belajar Meru Kuala Lumpur kini menjadi simbol harapan baru bagi anak-anak Indonesia di luar negeri untuk terus mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas.