Dosen IAIN Bone Dirikan Sekolah untuk Anak PMI di Kuala Lumpur

Dr. Sitti Maesurah, Dosen sekaligus Kepala Pusat Studi Gender dan Anak di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone.

WaraNews.id — Dr. Sitti Maesurah, Dosen sekaligus Kepala Pusat Studi Gender dan Anak di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone, resmi mendirikan Sanggar Bimbingan (SB) Meru Kuala Lumpur, atau yang dikenal juga dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (Community Learning Center/CLC), di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Jumat (14/3).

Sekolah ini telah menampung sekitar 37 siswa, yang sebagian besar adalah anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan rentang usia antara 4 tahun hingga kelas 6 SD. Meskipun jumlah siswa terus bertambah, Dr. Maesurah mengungkapkan bahwa saat ini mereka masih mengalami keterbatasan dalam hal tenaga pengajar. Namun, SB Meru Kuala Lumpur tidak membatasi usia bagi anak-anak yang ingin memperoleh pendidikan di sana.

“Pada saat kami meresmikan sekolah ini, sudah ada 37 siswa. Namun, saat pendaftaran berlangsung, masih banyak peminat lainnya. Kami terpaksa membatasi jumlah siswa sementara, karena masih dalam proses perekrutan tenaga pengajar dan juga keterbatasan fasilitas yang ada,” jelas Dr. Maesurah melalui sambungan telepon.

Bersama rekannya, Defa Nasution dan Ganung Ardian, Dr. Maesurah menginisiasi pendirian sekolah ini sejak tahun lalu. Namun, proses pengurusan izin KBRI sempat terkendala, sehingga baru pada 14 Maret 2025 sekolah ini resmi dibuka.

“Kami bertiga mendirikan sekolah ini di Malaysia sebagai upaya untuk memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak Indonesia yang orang tuanya bekerja di negeri jiran. Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap anak-anak Indonesia yang berhak mendapatkan pendidikan yang layak,” tambahnya. “Kami membuka pendaftaran pada 1 Februari 2025, namun peresmiannya baru dilakukan pada 14 Maret 2025, yang sekaligus dilaksanakan dengan acara buka puasa bersama di SB Meru Kuala Lumpur.”

Acara peresmian sekaligus buka puasa bersama ini dihadiri oleh perwakilan KBRI, Kepala Sekolah Indonesia di Kuala Lumpur, warga lokal, dan orang tua siswa.

Dr. Maesurah juga menambahkan bahwa SB Meru Kuala Lumpur membuka peluang untuk berbagai jenis kerja sama, termasuk Kerja Praktik (KKN), Pengabdian Masyarakat, dan Penelitian.

“Melalui Sekolah SB Meru Kuala Lumpur, kami berharap bisa membantu memperkuat mental dan psikologi anak-anak Indonesia di Malaysia, agar mereka menjadi lebih percaya diri dan dapat menerima materi pelajaran dengan baik. Ke depan, kami berharap mereka bisa kembali ke Indonesia dan melanjutkan pendidikan mereka di tingkat yang lebih tinggi,” tutup Dr. Maesurah.

Perlu diketahui, saat ini di Malaysia terdapat sekitar 50 SB/CLC yang dikelola oleh PMI maupun Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia. Jumlah anak PMI di Malaysia diperkirakan mencapai 200.000 orang, sementara jumlah PMI di negara tersebut mencapai sekitar 2,7 juta orang (Kementerian Luar Negeri/MOFA, 2020). Selain SB Meru Kuala Lumpur, terdapat juga Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), namun sekolah tersebut hanya dapat menampung sekitar 500 siswa, yang diperuntukkan bagi anak-anak dari kalangan pejabat/pegawai KBRI atau keluarga kaya Indonesia yang bekerja di Malaysia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *