Danantara Benahi 43 BUMN, Fokus Efisiensi dan Perbaikan Tata Kelola

WaraNews.id — Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara melalui anak usahanya, PT Danantara Asset Management (DAM), mulai melakukan pembenahan terhadap 43 badan usaha milik negara (BUMN). Langkah ini mencakup evaluasi menyeluruh atas efisiensi, manajerial, hingga arah bisnis, termasuk di dua perusahaan besar: PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG).

“DAM sudah banyak yang dikerjakan, ngebut sekali. Sudah ada 43 perusahaan BUMN yang diperbaiki — ditingkatkan daya saing dan manajerialnya agar bisa benar-benar berkiprah menghasilkan keuntungan,” ujar Managing Director Stakeholders Management and Communications Danantara Indonesia, Rohan Hafas, dalam taklimat media di Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Rohan menjelaskan, salah satu fokus utama Danantara adalah restrukturisasi bisnis Krakatau Steel (KS). Langkah ini dilakukan untuk memperbaiki kinerja keuangan dan memastikan seluruh aset perusahaan dimanfaatkan secara efisien.

“Kami sedang memfinalisasi rencana perombakan bisnis Krakatau Steel, terutama karena ada beberapa proyek investasi yang dianggap tidak tepat, seperti proyek blast furnace,” katanya.

Sebagai industri baja terintegrasi terbesar di Tanah Air, Krakatau Steel memiliki potensi besar dengan fasilitas lengkap — mulai dari pabrik baja, pasokan air industri, pembangkit listrik, hingga pelabuhan. Namun, Rohan menyoroti adanya praktik penjualan aset strategis untuk menutup biaya operasional, yang justru menghambat pertumbuhan jangka panjang.

“Hal seperti itu akan kami lihat. Dia punya banyak kelebihan, dan itu akan di-twist,” ucapnya, menegaskan perlunya perubahan arah strategi bisnis agar potensi Krakatau Steel kembali optimal.

Selain Krakatau Steel, Danantara juga tengah membenahi PT Semen Indonesia Tbk (SIG) yang mengalami penurunan kinerja keuangan dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut Rohan, perubahan pola manajemen dan model bisnis menjadi kunci untuk memulihkan performa perusahaan.

“Model dan cara berbisnis Semen Indonesia diubah agar lebih adaptif terhadap persaingan dan permintaan pasar. Dengan inisiatif sederhana, kami melihat arah kinerja perusahaan mulai bergerak positif,” jelasnya.

Langkah-langkah tersebut mencerminkan fokus Danantara untuk memperbaiki struktur bisnis BUMN dari dalam — bukan sekadar menambal kerugian, melainkan menciptakan sistem yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Rohan mengungkapkan, total BUMN di Indonesia saat ini mencapai 1.063 entitas, termasuk perusahaan induk, anak, cucu, hingga cicit. Namun, hanya sekitar 400–600 perusahaan yang dinilai benar-benar menjadi inti bisnis negara.

Melalui Danantara, pemerintah akan mengevaluasi dan mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan tersebut agar tidak tumpang tindih serta dapat beroperasi lebih efisien.

“Kami akan memastikan BUMN tidak hanya banyak secara jumlah, tetapi juga kuat secara kualitas. Fokusnya pada efisiensi, transparansi, dan daya saing,” ujar Rohan.

Selain itu, Danantara juga akan meninjau ulang status BUMN berbentuk Perusahaan Umum (Perum). Jika memiliki prospek bisnis yang dapat dikembangkan, perusahaan tersebut berpotensi dialihkan menjadi Perseroan Terbatas (PT) agar lebih kompetitif dan berorientasi laba.

Sebaliknya, bagi perum yang dinilai tidak sesuai untuk model bisnis berbasis keuntungan, Danantara akan mengeluarkannya dari naungan Sovereign Wealth Fund (SWF).
Langkah ini diharapkan mampu memperjelas arah pengelolaan aset negara serta memastikan setiap perusahaan BUMN beroperasi sesuai mandat dan kapasitasnya.

Dengan pembenahan menyeluruh ini, Danantara menargetkan BUMN tidak lagi menjadi beban fiskal, tetapi motor penggerak ekonomi nasional yang efisien, transparan, dan berdaya saing global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *