WaraNews.id — Presiden Prabowo Subianto meresmikan Gedung Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, Jakarta. Peresmian ini menandai langkah besar dalam penguatan layanan kesehatan otak berbasis pendidikan, riset, dan teknologi di Indonesia.
Dalam sambutannya, Presiden menegaskan bahwa RSPON kini tidak hanya menjadi pusat layanan medis, tetapi juga pusat unggulan untuk pendidikan dan penelitian di bidang neurologi.
“Rumah sakit ini bukan hanya tempat layanan, tapi juga pusat pendidikan dan penelitian untuk dokter spesialis di bidang saraf dan otak,” ujar Presiden Prabowo.
Sebelum meresmikan, Presiden sempat meninjau langsung fasilitas rumah sakit. Ia mengaku terkesan dengan perkembangan pesat RSPON, baik dari sisi infrastruktur, teknologi medis, maupun kualitas tenaga kesehatannya.
“Saya keliling dan melihat langsung. Rumah sakit ini sekarang secara fasilitas, alat, dan tenaga ahli sudah tidak kalah dengan rumah sakit terbaik di luar negeri,” katanya.
Gedung Layanan Terpadu RSPON kini dilengkapi 254 tempat tidur tambahan, ruang operasi modern, laboratorium canggih, serta fasilitas pemeriksaan MRI terbaru. Gedung ini juga akan memperluas layanan unggulan di bidang neurorestorasi.
Presiden Prabowo mengapresiasi kemampuan RSPON dalam menguasai teknologi tinggi untuk menangani berbagai penyakit saraf, mulai dari operasi tumor otak hingga terapi untuk Alzheimer, Parkinson, dan stroke.
“Saya sangat bangga. Rumah sakit ini sudah mampu menangani operasi tumor otak, terapi stroke, hingga penyakit degeneratif lainnya dengan teknologi terbaik, termasuk robotik dan kecerdasan buatan,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa pembangunan fasilitas ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam memperkuat sistem kesehatan nasional yang berbasis riset dan teknologi modern.
“Ini bukti bahwa kita ingin kerja keras. Kita ingin negara ini mampu bersaing dalam teknologi dan pelayanan kesehatan,” pungkas Presiden.
Acara peresmian turut dihadiri oleh Duta Besar Belanda untuk Indonesia Marc Gerritsen, sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, dan Direktur Utama RSPON dr. Adin Nurkhasanah.











